Informasi Hoax Diperkirakan Laris Selama Tahun Politik, Pemuda Muhammadiyah Bertekad Lakukan Literasi Digital

oleh
iklan

JAKARTA – Jelang tahun politik 2024, sebaran informasi palsu (hoax) diperkirakan meningkat. Atas kekhawatiran tersebut, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah bertekad melakukan edukasi terkait literasi digital, seperti identifikasi potensi penyebaran hoax.

“Kita akan coba lakukan klasifikasi konten hoax melalui media ketika misalnya ada potensi hoax yang kita lihat kita coba membangun opini juga jadi istilahnya ada perang opini lah,” kata Ketua Hukum HAM dan Advokasi PP Pemuda Muhammadiyah.

Dalam Obral-Obrol liTerasi Digital (OOTD) di Jakarta, Jumat (23/6/2023), Nasrullah menyebut jika penyebaran berita bohong wajib ditangani secara serius karena berpotensi menimbulkan kegaduhan dan memecah belah masyarakat.

Kegiatan literasi digital, menurutnya sangat diperlukan mengingat banyaknya masyarakat Indonesia yang belum melek digital, sedangkan sehari-hari menggantungkan informasi dari media sosial. Apalagi berdasar hasil penelitian Dewan Pers tahun 2019, hampir 70 persen masyarakat Indonesia mengandalkan informasi dari media sosial (medsos).

“Kita coba merumuskan langkah strategis dari segi hukum menghadapi potensi pelanggaran terhadap larangan penyebaran hoax yang berpotensi mengganggu persatuan anak bangsa anak bangsa,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Umum Sobat Cyber Indonesia, Virna Lim menyampaikan jika sasaran empuk berita bohong bukan anak muda saja, tapi juga orang tua, terutama kaum perempuan yang seringkali mudah terbawa perasaan.

“Bahwa kita perlu banyak sekali memfilter dan juga meningkatkan literasi lagi karena sebenarnya literasi itu menuntut kita untuk mencari kebenaran dari suatu konten dan ini juga dampaknya sangat berbahaya sekali baik dari jejak digital kita baik tadi mau cari kerja mau cari jodoh,” ujar Virna.

Fact Checker Spesialis Mafindo, Aribowo Sasmito menyampaikan jika sebaran paling tinggi berita bohong beredar saat musim politik. Selain berita bohong, ada juga kejahatan siber lainya seperti phising atau penipuan kata sandi yang berakibat pada kerugian finansial. Karena itu literasi digital menurutnya amat penting agar masyarakat terbebas dari efek buruk dunia digital. (wh/red)

iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *