Bojonegoro – Dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional, sebuah seminar pendidikan bertema “Mendidik dengan Cinta, Bahagia, dan Keteladanan” sukses digelar di Hall STIE Cendekia Bojonegoro, Desa Ngampel, pada Sabtu (7/12/2024). Acara ini juga dirangkai dengan peluncuran dua buku inspiratif hasil karya para guru dibawah naungan Yayasan Bina Ummat Bojonegoro (TKIT, SDIT dan SMPIT Insan Permata).
Dua buku yang diluncurkan adalah “Sekolah Kehidupan”, yang merupakan kolaborasi penulisan oleh Siswandi, Endah Sri Rejeki, Nanin Mei Puspa, Ranie Dwi Ratih, Kesuma Dewi, Dewi Awanningrum, dan rekan-rekan guru lainnya. Buku kedua berjudul “Pembelajaran Terpadu dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains”, ditulis oleh Siswandi yang juga menjabat sebagai Bidang Pendidikan di Yayasan Bina Ummat Bojonegoro.
Dalam momen bersejarah ini, turut dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Dinas Perpustakaan Bojonegoro, Penerbit Mitra Karya, dan sekolah-sekolah di bawah naungan Permata Hati-Insan Permata Yayasan Bina Ummat Bojonegoro. MoU tersebut menandai komitmen bersama untuk menerbitkan buku secara rutin setiap tahun, yang juga akan diserahkan sebagai koleksi deposit ke Perpustakaan Daerah (Perpusda) Bojonegoro.
Siswandi, Bidang Pendidikan Yayasan Bina Ummat Bojonegoro, saat ditemui di lokasi acara menyampaikan rasa bangganya terhadap pencapaian ini.
“Tahun ini total telah terbit 4 buku, 2 buku karya siswa beberapa bulan lalu dan hari ini 2 buku karya gurunya,” ungkap Siswandi.
Ia juga berharap momentum peluncuran buku ini dapat menjadi penyemangat bagi para ustadz dan ustadzah di lingkungan sekolah yang tergabung dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) wilayah Bojonegoro.
“Semoga ini bisa memicu semangat mereka untuk terus berkarya,” tambahnya.
Seminar pendidikan yang menjadi bagian acara ini menghadirkan motivator kondang Adri Suyanto, yang dikenal dengan gelar “Sarjana Humor.” Dalam sesi materinya, Adri memberikan inspirasi dan motivasi kepada para peserta seminar yang terdiri dari guru dibawah naungan Yayasan Bina Ummat (TKIT, SDIT dan SMPIT Insan Permata), dan praktisi pendidikan kurang lebih 100 orang.
“Jangan pernah berkompromi dengan yang namanya kesalahan, karena jika terjadi yang repot tidak hanya dirinya tetapi satu institusinya,” tegas Adri.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga profesionalitas di dunia pendidikan.
“Dengan menjaga profesionalitas itu tidak hanya tugas ustadz-ustadzah saja tetapi semua orang didalamnya,” ujarnya.
Adri juga berharap hal-hal negatif yang sempat ia singgung tidak akan terjadi di lingkungan sekolah-sekolah JSIT Kabupaten Bojonegoro. “Semoga hal negatif yang saya ceritakan tidak terjadi di sekolah ini, sekolah di bawah naungan JSIT Kabupaten Bojonegoro,” harapnya.
Sebagai penutup, Adri mengingatkan pentingnya empati di antara para pendidik.
“Yang harus kita lakukan adalah berempati dengan sesama rekan di sini, saling mengerti apa yang dibutuhkan rekan kita,” katanya.
Acara ini menjadi bukti nyata bahwa para guru tidak hanya berdedikasi dalam mendidik, tetapi juga mampu memberikan kontribusi berupa karya yang dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat luas. Dengan semangat yang terus dikobarkan, diharapkan kegiatan serupa dapat terus memacu peningkatan mutu pendidikan di Bojonegoro dan sekitarnya.[den/red]