Semarang – Hujan deras yang mengguyur Kota Semarang selama lima jam pada Rabu (11/12) menyebabkan banjir di sejumlah wilayah, termasuk di Kelurahan Meteseh RT 08 RW 09, Kecamatan Tembalang. Salah satu penyebab utama banjir adalah jebolnya tanggul, membuat air meluap hingga merendam area permukiman warga setinggi dada orang dewasa.
Azizah (30), warga terdampak, mengungkapkan bagaimana air mulai masuk ke rumahnya saat hujan deras sore itu.
“Waktu itu pas hujan deras sore, terus sekitar jam 17.00 sudah masuk rumah saya waktu saya nyuapin anak saya,” ujarnya saat ditemui di tengah genangan air.
Azizah menjelaskan, banjir kali ini adalah yang terparah dibandingkan tahun sebelumnya.
“Tahun kemarin juga banjir, tapi nggak separah ini. Ini paling parah karena tanggulnya jebol dari 6 sore tadi,” tuturnya.
Ketinggian air yang terus meningkat membuat banyak warga kesulitan untuk menyelamatkan barang-barang mereka.
“Waktu jam 6 sore pas keluar rumah sudah seperut, sekarang sudah sedada,” tambah Azizah.
Meski begitu, ia berharap banjir segera surut seiring dengan meredanya intensitas hujan.
“Semoga tidak lama. Ini hujan juga sudah tidak deras seperti tadi, paling tidak tengah malam nanti sudah berangsur surut,” harapnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang langsung bergerak cepat setelah menerima laporan banjir di Meteseh. Tim BPBD telah bersiaga di lokasi dengan membawa perahu karet untuk mengevakuasi warga yang terjebak di rumah-rumah mereka.
Pantauan Portalistana.Id di lokasi menunjukkan sejumlah warga telah dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Tim BPBD juga mengimbau warga yang rumahnya masih terdampak banjir untuk mengutamakan keselamatan dan bersiap jika harus dievakuasi.
Kepala BPBD Kota Semarang, yang tidak disebutkan namanya dalam pantauan ini, menyatakan bahwa pihaknya terus memantau kondisi tanggul yang jebol.
“Kami sedang mengupayakan penanganan darurat untuk tanggul agar banjir tidak meluas ke area lainnya,” ujarnya.
Banjir di Kelurahan Meteseh bukan pertama kali terjadi. Banyak warga mengeluhkan buruknya sistem drainase dan daya tahan tanggul di kawasan tersebut. Azizah dan warga lainnya berharap pemerintah kota segera mengambil langkah konkret untuk mencegah banjir serupa di masa mendatang.
“Hujan deras sudah sering, tapi tanggul belum juga diperbaiki secara menyeluruh. Kalau begini, kami yang selalu jadi korban,” kata seorang warga lainnya.
Dengan intensitas hujan yang cenderung meningkat di musim penghujan, mitigasi bencana menjadi tantangan yang harus segera diatasi oleh pemerintah Kota Semarang. Sementara itu, warga terdampak hanya bisa berharap air cepat surut agar bisa mulai membersihkan rumah mereka dari lumpur dan sisa banjir.[den/red]