REMBANG – Lonceng terdengar keras berkali-kali di rumah tahanan (rutan), membuat ratusan warga binaan di Rutan Kelas II B Rembang berlarian keluar dari selnya, Rabu (7/8/2024). Tidak hanya warga binaan, pegawai rutan juga berhamburan keluar dari ruang kerja masing-masing.
Menuju lapangan yang berada di tengah komplek rutan sambil melindungi kepala dengan kedua tangan, mereka nampak berupaya mencari tempat yang lebih aman, karena terjadi gempa bumi.
Kegaduhan yang terjadi di rutan tersebut, ternyata merupakan simulasi pelatihan penyelamatan diri, saat terjadi gempa bumi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang, Sri Jarwati mengatakan, simulasi digelar untuk memberikan pemahaman, agar ketika terjadi bencana bisa melakukan langkah-langkah yang tepat, sehingga tidak jatuh korban jiwa.
Disampaikan, proses simulasi kali ini menggandeng BMKG, yang diawali dengan penyampaian materi.
“Tidak banyak peragaan adegan. Selesai simulasi, warga binaan langsung masuk ke sel lagi. Kami bersama-sama dengan BMKG yang berkantor di Banjarnegara, mengawali materi teori seputar gempa bumi terlebih dulu sebelum praktik,” tuturnya.
Pada Maret lalu, lanjutnya, guncangan gempa bumi di Laut Tuban Jawa Timur berkekuatan 6,5 SR, terasa sampai ke Rembang. Peristiwa itu membuat panik masyarakat, termasuk para penghuni rutan.
Kepala Rutan Rembang, Irwanto Dwi Yhana Putra mengatakan, saat itu sejumlah warga binaan sempat dikeluarkan dari ruang tahanan.
Namun, setelah guncangan gempa selesai, mereka kembali masuk ke dalam sel.
Irwanto berharap, simulasi membuat penghuni rutan lebih siap dan melakukan hal yang tepat, ketika terjadi gempa bumi.
“Ini sebagai bentuk komitmen kami dalam pelayanan publik. Saat kondisi kedaruratan, warga binaan dan pegawai rutan jangan panik. Tapi bisa mengantisipasi segala sesuatunya,” ujarnya
Sebagai informasi, saat ini ada 135 warga binaan di Rutan Kelas II B Rembang. Bangunan rutan saat ini merupakan peninggalan zaman Belanda.[den/red]
