Oleh: Mas Raden (Pemred MS Daily)
Di tengah keragaman Indonesia yang beraneka ragam, ada satu semboyan yang menjadi landasan ideologi dan filosofi bangsa kita: Bhinneka Tunggal Ika. Frasa ini sering kali dipandang sebagai motto belaka, sebuah slogan yang terpampang di atas lambang negara. Namun, apakah makna sejatinya hanya berhenti pada tataran konsep atau pengertian semata? Atau seharusnya Bhinneka Tunggal Ika lebih dari itu—menjadi filosofi hidup yang mendalam, dirasakan dalam paradigma, dan diwujudkan dalam tindakan sehari-hari?
Perbedaan adalah bagian dari kodrat Tuhan. Ibarat organ tubuh manusia yang berbeda-beda fungsi namun saling bersinergi untuk menjalankan aktivitas dengan baik, masyarakat Indonesia juga dihadapkan pada berbagai perbedaan—baik dari suku, agama, bahasa, hingga budaya. Tidak ada gunanya memperdebatkan perbedaan tersebut; justru, kita harus memanfaatkan keberagaman ini sebagai kekuatan.
Ketika para pejuang kemerdekaan kita, yang berasal dari latar belakang yang sangat beragam, memilih untuk bersatu demi kemerdekaan Indonesia, mereka meninggalkan kepentingan individu dan kelompok demi satu tujuan mulia: negara yang merdeka, berdaulat, dan makmur. Semangat persatuan mereka adalah cerminan dari filosofi Bhinneka Tunggal Ika yang sesungguhnya. Mereka memahami bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan kekuatan yang dapat membentuk bangsa yang kokoh dan mandiri.
Kini, tantangan untuk merawat keberagaman dan perbedaan menjadi semakin nyata. Di tengah perubahan zaman dan globalisasi, seringkali muncul gejolak yang dapat merusak harmoni sosial. Oleh karena itu, prinsip Bhinneka Tunggal Ika harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari—bukan hanya sebagai semboyan, tetapi sebagai pedoman dalam berinteraksi dan bernegara.
Implementasi Bhinneka Tunggal Ika harus dimulai dari individu. Setiap orang memiliki tanggung jawab untuk menghargai dan memahami perbedaan di sekelilingnya. Ini bukan hanya tentang toleransi, tetapi juga tentang empati dan penghargaan terhadap keberagaman. Dalam konteks keluarga, masyarakat, dan organisasi, penerapan nilai-nilai ini akan memperkuat ikatan sosial dan meminimalisir konflik.
Namun, tanggung jawab tidak berhenti pada level individu. Kita harus juga melihat bagaimana prinsip ini diterapkan dalam kebijakan dan keputusan negara. Pemerintah dan institusi publik perlu memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil tidak hanya adil dan merata, tetapi juga sensitif terhadap keragaman yang ada. Pendidikan yang inklusif dan program-program sosial yang mendorong integrasi antar kelompok menjadi langkah penting untuk menjaga persatuan bangsa.
Pada tingkat masyarakat, kita harus berkomitmen untuk menciptakan ruang dialog dan kolaborasi. Forum-forum diskusi, kegiatan budaya, dan inisiatif sosial yang melibatkan berbagai elemen masyarakat dapat memperkuat rasa saling pengertian dan persatuan. Keterlibatan aktif dalam kegiatan sosial dan budaya yang merayakan keberagaman dapat menjadi sarana efektif untuk menguatkan jalinan sosial.
Akhirnya, sebagai bangsa, kita harus senantiasa meneguhkan komitmen untuk menjunjung tinggi prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Kita harus menyadari bahwa keberagaman adalah anugerah, bukan beban. Keberagaman yang kita miliki merupakan kekayaan yang membedakan Indonesia dari negara lain dan memberi kita kekuatan untuk berkembang sebagai bangsa.
Untuk itu, mari kita semua—baik sebagai individu, keluarga, masyarakat, maupun negara—terus-menerus menghayati dan mengamalkan filosofi Bhinneka Tunggal Ika. Jangan biarkan semboyan ini hanya menjadi kalimat kosong yang terpampang di lambang negara. Mari kita jadikan prinsip ini sebagai panduan hidup, membangun persatuan dan kesatuan yang nyata, dan mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur.
Semangat Bhinneka Tunggal Ika harus selalu dihidupkan dalam setiap tindakan dan keputusan yang kita ambil. Dengan cara ini, kita dapat memastikan bahwa persatuan bangsa Indonesia tetap terjaga dan semakin kokoh, menghadapi tantangan zaman dengan tekad dan kekuatan bersama. Keberagaman kita adalah kekuatan kita—marilah kita jaga dan rawat dengan penuh rasa tanggung jawab.