Bojonegoro – Pada malam yang penuh dengan harapan bagi Kabupaten Bojonegoro, aroma sedap kambing guling menyebar ke sekeliling Gedung Paripurna DPRD. Di pojok luar gedung, di bawah cahaya lampu yang bersinar lembut, seorang juru masak tampak sibuk memutar daging kambing yang sedang dibakar perlahan. Setiap potongan daging yang dipanggang menghasilkan desisan yang menggoda, menciptakan suasana yang kontras dengan agenda serius yang sedang berlangsung di dalam ruang paripurna. Kamis (9/1/2025) malam.
Malam ini, Rapat Paripurna DPRD Bojonegoro tidak hanya diwarnai dengan pembahasan mengenai perubahan bentuk badan hukum bank daerah, tetapi juga menjadi momen penting untuk mengumumkan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati terpilih, Setyo Wahono dan Nurul Azizah. Dengan suasana yang penuh semangat, masyarakat dan para tamu undangan di luar gedung juga merasakan atmosfer perayaan yang lebih santai lewat suguhan kambing guling yang tengah dipersiapkan.
Sajian kambing guling di pojok luar gedung ini tak sekadar mengisi perut, tetapi menjadi simbol kebersamaan. Setiap tusukan daging yang dimasak dengan bumbu rempah yang khas dan aroma yang menggugah selera, menghadirkan kenikmatan tersendiri bagi yang menyantapnya. Keberadaannya memberikan nuansa keakraban di antara tamu yang hadir, memadukan suasana formal rapat dengan kehangatan tradisi kuliner yang telah lama menjadi favorit masyarakat.
Di dalam gedung, rapat berjalan dengan agenda yang serius. Salah satunya adalah pembahasan Raperda tentang Perubahan Bentuk Badan Hukum Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Daerah Bojonegoro menjadi Perseroan Terbatas Bank Perekonomian Rakyat Daerah Bojonegoro. Para anggota DPRD dengan cermat membahas berbagai poin penting terkait kebijakan daerah tersebut, sementara di luar gedung, sambutan kuliner semakin meramaikan malam itu.
Setelah proses panjang dan pembahasan yang matang, rapat paripurna mencapai puncaknya dengan pengumuman pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro terpilih, Setyo Wahono dan Nurul Azizah. Pengumuman ini disambut dengan tepuk tangan dan sorakan dari para tamu undangan yang hadir. Sementara itu, kambing guling yang telah matang sempurna siap dinikmati, melengkapi suasana yang semakin hangat di malam yang penuh dengan harapan untuk perubahan.
Sebagai penutup yang manis, hidangan kambing guling ini tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan penting bagi Bojonegoro. Perpaduan antara acara resmi dengan kelezatan kuliner tradisional menunjukkan bagaimana sebuah perayaan tidak hanya melibatkan langkah-langkah politik, tetapi juga menghargai kebersamaan dalam setiap detiknya. Kambing guling di pojok Gedung Paripurna menjadi sebuah simbol dari semangat baru dan harapan besar bagi masa depan Bojonegoro yang lebih baik.[Den/red]
