Kembangkan Hutan Berbasis Ekologi dan Ekonomi IDFoS Indonesia Beserta Elemen Masyarakat tergabung aksi GELAR #4

oleh
Foto bersama usai kegiatan tanam pohon aksi GELAR #4
iklan

Bojonegoro – Dalam peringatan Hari Hutan Sedunia pada Selasa, (21/3/2023). Terlihat telah hadir sejumlah kelompok masyarakat dari Pemerintah Desa, Camat Bubulan, Perhutani PHW 1 Bojonegoro, Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Koramil Bubulan, Polsek Bubulan, Siswa Pecinta Alam, Mahasiswa Pecinta Alam, Lembaga Amil Zakat, NGO/LSM, Sejumlah Perguruan Silat (BKP Desa Sumberbendo) dan masyarakat umum yang antusias dalam kegiatan.

Hutan mempunyai peran sebagai penyangga ekosistem suatu kawasan, di sisi lain hutan juga mengalami tekanan yang luar biasa dari masyarakat, perusahaan bahkan untuk pemenuhan ekonomi masing-masing, sehingga hutan juga dituntut untuk memberikan kontribusi ekonomi bagi masyarakat sekitar hutan dan berkontribusi terhadap pendapatan nasional.

Hal tersebut memicu deforestasi untuk penggunaan kawasan sebagai sumber peningkatan ekonomi. Catatan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2019-2020 angka deforestasi Indonesia mencapai 115.459 hektare (ha). Secara rinci, sebanyak 66.995 ha deforestasi merupakan area kawasan hutan. Sementara, 48.464 ha merupakan areal penggunaan lain (APL) atau bukan kawasan hutan.

Perubahan kawasan hutan tetap tinggi, walaupun sebenarnya ada deforestasi yang tidak dicatat sebagai deforestasi seperti beberapa kejadian merubah bentuk hutan itu sendiri menjadi bentuk perkebunan suatu komoditas, dan lain sebagainya.

Disisi lain, sebuah prestasi pemerintah dan para pegiat lingkungan menjadikan penurunan deforestasi sebesar 75,03% dari periode sebelumnya yang sebesar 462.458 ha (BPS, 2020). Pulau Jawa sudah cukup signifikan dalam meminimalkan deforestasi, bahkan jawa timur sudah tidak ada deforestasi pada tahun 2020. Namun bukan berarti tugas lingkungan telah selesai, tanggung jawab untuk mengembalikan kembali penyangga ekosistem ini harus diemban bersama.

Dimulai dengan penyadaran masyarakat, perusahaan dan negara akan pentingnya hutan untuk keseimbangan, dan sebagai daya dukung keberlangsungan kehidupan (baik dari sisi peningkatan ekonomi maupun penyangga kerentanan lingkungan), hingga aksi nyata untuk mengembalikan dan melestarikan kembali hutan dengan konsep hutan yang sebenarnya tanpa meninggalkan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa hutan pada khususnya.

Penyadaran tersebut menjadi tanggung jawab bersama melalui kegiatan-kegiatan percontohan di lingkungan masyarakat oleh organisasi kemasyarakatan seperti Gerakan Lestari Alam Raya (GELAR) yang merupakan kolaborasi dari berbagai pegiat lingkungan baik dari masyarakat, pemerintah hingga perusahaan sebagai support. Sedangkan tugas terpenting adalah pemerintah sebagai komando bagi semua stakeholder melalui regulator kebijakan beserta anggarannya dalam mewujudkan hutan yang berbasis Ekologi dan Ekonomi.

Rizal Zubad Firdausi Koordinator GELAR #4 Mengucapkan selamat datang untuk sahabat relawan yang hadir di acara tanam pohon kali ini serta mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang mendukung khusus untuk Pemerintah Desa Sumberbendo.

“Selamat datang sahabat relawan, kita sudah melakukan aksi GELAR ini yang ke empat kalinya.

Terimakasih banyak atas dukungan dari Kepala Desa dan masyarakat Sumberbendo yang menyediakan lokasi tanam dan antusias dalam kegiatan ini” Ucap Pegiat Lingkungan IDFoS Indonesia itu.

Sucipto Kepala Desa Sumber Bendo menyampaikan terimakasih atas diselenggarakannya kegiatan menanam ini, beliau beserta masyarakat akan berusaha menjaga hingga merawat tanaman tersebut.

“Saya atas nama pemerintah Desa Sumberbendo mengucapkan terimakasih, Tanaman ini akan berusaha kami jaga dan merawatnya” Kata Kades dalam sambutan seremonial penanaman. (Kuh/Red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *