Momen Hari Pendidikan Dicederai Aksi Arogansi Seorang Guru Madrasah

iklan

Kabupaten Bojonegoro – Momen hari pendidikan Nasional tahun 2024 ini seharusnya menjadi momen dimana semua elemen pendidikan bisa memberi warna positif dengan memberi contoh karakter yang baik, namun apa yang terjadi jika momen hari pendidikan dicederai oleh ulah oknum seorang guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Bojonegoro yang bersikap arogan terhadap muridnya itu.

Viralnya kejadian kekerasan verbal yang melibatkan oknum seorang guru dengan menyobek baju sang siswa didepan teman satu kelasnya itu lantaran diperingati karena kuku panjang menjadi salah satu pemicu, dari perbuatannya itu tentu berdampak pada psikis dan pembunuhan karakter yang juga menciderai semangat peringatan hari pendidikan nasional (Hardiknas) tahun 2024 ini.

Dari kejadian tersebut tentunya kita bisa menilai bahwa Madrasah tersebut tidak sepenuhnya menjalankan komitmen Madrasah ramah anak seperti papan yang dipasang didepan gedung sekolah, dengan demikian Komitmen program Kementerian Agama Republik Indonesia untuk menciptakan Madrasah yang ramah anak ini tidak diindahkan atau hanya slogan dan papan saja.

Saat dikonfirmasi awak media M. Saifuddin Yulianto Kepala MAN 1 Bojonegoro mengakui adanya kejadian tersebut, dirinya menyebutkan bahwa oknum guru ini memiliki sikap kalem namun juga tempramen. Jum’at (3/5/2024).

“Dia menyampaikan kesaya, saya menasehati anak-anak, orangnya ini kalem pak dia insyaallah sudah menyadari kesalahannya karena tempramen pak,”ungkapnya.

Awak media ini juga melakukan penggalian lebih dalam dari investigasi lapangan bahwa seorang oknum guru ini kerap sekali melakukan tindakan kekerasan verbal terhadap murid-muridnya seperti penyobekan buku LKS. Namun dari data yang dihimpun sangat disayangkan Kepala Madrasah dipandang tidak memiliki ketegasan dan sanksi tegas terhadap oknum guru ini meski sering melakukan perbuatan tersebut, hal tersebut seperti yang disampaikan Kepala MAN 1 Bojonegoro dalam kasus penyobekan baju itu hannya akan memberi sanksi berupa BAP dan mediasi saja.

“Ya nanti kita buatkan berita acara, nanti kita akan mediasi orang tua, wali kelas dan nanti kita BAP,”katanya.

Bahkan saat dikonfirmasi terkait sikap guru tersebut yang sering melakukan kekerasan fisik hingga verbal itu apakah akan dilakukan tes psikologi guna mengetahui kejiwaan sang guru M. Saifuddin Yulianto tidak memberikan ketegasan kearah tersebut.

“Tapi nanti kalau tes psikologi agar tidak menjatuhkan satu orang ya harus semua,”lanjut Kepala MAN 1 Bojonegoro itu.

Disisi akhir awak media ini juga meminta keterangan pada seorang wali murid yang enggan dipublikasikan identitasnya juga pernah mengalami kejadian serupa juga menyayangkan sikap Kepala Madrasah yang tidak tegas dan bahkan membeberkan melalui pesan singkat WhatsApp setiap kejadian yang dilakukan oleh seorang oknum guru itu berakhir dengan tidak jelas.

“Iya bener pak, Soale saya juga merasakan Kamadnya itu ndak teges pak . Adek saya juga belum ada penyelesaian yang pasti sampai sekarang,”pungkasnya.[Idrus/red]

iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *