Bojonegoro – Proyek pemasangan pipa di Desa Genjor, Kecamatan Sugihwaras, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menjadi sorotan publik setelah menyebabkan banyak keluhan dari warga dan pengguna jalan. Jalan yang licin akibat kerukan tanah dari proyek tersebut telah mengakibatkan sejumlah pengendara, terutama sepeda motor, jatuh dan mengalami luka-luka serius. Insiden ini terjadi pada Jumat (19/10/2024) sore dan memicu kemarahan masyarakat setempat.
Dari hasil pantauan media di lokasi, terlihat jelas bahwa jalanan dipenuhi lumpur dan material sisa penggalian yang belum dibersihkan oleh petugas proyek. Hal ini menciptakan kondisi berbahaya bagi pengguna jalan. Sejumlah pengendara mengaku merasa khawatir setiap kali melintasi area tersebut.
“Tadi sore banyak pengguna jalan yang jatuh,” ungkap salah satu warga setempat.
Kondisi ini diperparah oleh kurangnya perhatian dari pihak proyek terhadap keselamatan publik. Warga yang merasa tidak aman bahkan berencana untuk mendatangkan mobil pemadam kebakaran milik BPBD Bojonegoro untuk menyemprotkan air ke jalan agar tidak terlalu licin.
“Kami harus mengambil tindakan sendiri karena pihak proyek tampaknya tidak peduli,” kata seorang warga lainnya.
Seorang tokoh masyarakat yang enggan disebutkan namanya juga mengkritik proyek ini. Ia menyatakan, “Sangat disayangkan proyek pemasangan pipa ini tidak memikirkan keselamatan pengguna jalan. Seharusnya, tanah yang berserakan di jalan itu dibersihkan. Jika hujan, jalan ini akan semakin licin dan berbahaya. Jika sudah banyak korban jatuh, siapa yang bertanggung jawab?” ujarnya dengan nada tegas.
Proyek yang dimaksud dikelola oleh CV AL, yang bertanggung jawab atas pemasangan pipa tersebut. Namun, hingga saat ini, pihak konsultan pengawas, Randi Utomo, belum memberikan tanggapan yang memadai ketika dihubungi melalui pesan WhatsApp mengenai keluhan yang disampaikan oleh warga. Ketidakjelasan ini semakin menambah rasa frustrasi masyarakat yang berharap agar proyek ini dilaksanakan dengan baik dan aman.
Sikap acuh tak acuh dari pihak proyek terhadap kondisi jalan yang berbahaya patut dicurigai sebagai pelanggaran terhadap standar keselamatan kerja dan perlindungan publik. Proyek infrastruktur seharusnya tidak hanya fokus pada penyelesaian tugas, tetapi juga mempertimbangkan dampaknya terhadap masyarakat. Kewajiban untuk membersihkan sisa material dari area kerja adalah bagian dari tanggung jawab tersebut.
Warga berharap agar pemerintah daerah segera turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini. Mereka meminta agar proyek ini dihentikan sementara hingga pihak terkait dapat memastikan keselamatan pengguna jalan.
“Kami tidak ingin ada lebih banyak korban. Ini harus segera diatasi,” tegas seorang warga.
Kondisi ini menunjukkan perlunya pengawasan lebih ketat terhadap proyek-proyek infrastruktur yang dilakukan di daerah. Pemerintah setempat dan instansi terkait harus bertanggung jawab untuk memastikan bahwa proyek-proyek tersebut tidak merugikan masyarakat, baik dari segi keselamatan maupun kenyamanan. Tanpa tindakan yang tegas, insiden serupa dapat terulang dan mengancam keselamatan warga Bojonegoro.[den/red]