Ramadan dan Membentuk Muslim Bijak Bermedia Sosial

oleh
iklan

YOGYAKARTA — Warga Muhammadiyah melaksanakan puasa pertama Ramadan 1445 H pada Senin, 11 Maret 2024. Puasa diharapkan menjadi pendidikan agar umat semakin bijak.

Harapan tersebut disampaikan oleh Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muchlas. MT dalam khotbah Tarawih sekaligus membuka Ramadan Di Kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Islamic Center UAD, Ahad malam (10/3).

Waktu pelaksanaan Puasa Ramadan 1445 H mengalami perbedaan. Jika Muhammadiyah telah menetapkan lebih awal, puasa dilaksanakan pada hari Senin, berbeda dengan pemerintah yang baru akan berpuasa pada Selasa, 12 Maret 2024.

Perbedaan ini menurut Muchlas sudah terjadi beberapa kali. Dirinya yakin umat sudah semakin cerdas dan dewasa menyikapi perbedaan ini. Namun, dia tetap berpesan supaya perbedaan ini jangan menyebabkan hilangnya kekhidmatan ibadah Ramadan.

Lebih-lebih di era pesatnya perkembangan media sosial, kata Muchlas, jangan sampai khusyuknya puasa kita terganggu oleh datangnya informasi yang tidak terverifikasi. Bulan puasa diharapkan Muchlas selain menjadikan muslim bijak di dunia nyata, juga bisa di dunia maya — media sosialnya.

“Memang media sosial melekat tidak terpisahkan dari kita. Tapi kita pada puasa ini harus lebih bijak lagi dalam ber sosial media,” pesan Muchlas kepada jemaah yang hadir di Masjid Islamic Center UAD.

Sebagai bagian dari Unsur Pembantu Pimpinan (UPP) PP Muhammadiyah, kesempatan ini juga digunakan Muchlas untuk mensosialisasikan hasil Munas Tarjih beberapa waktu lalu, tentang penggunaan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).

Muchlas berharap dengan KHGT, umat Islam di seluruh belahan dunia mendapatkan kemudahan untuk menetapkan waktu-waktu penting baik dalam urusan ibadah, maupun urusan lainnya. Dia mencontohkan seperti membuat janji, sampai menetapkan kalender akademik bagi mahasiswanya.

KHGT dipandang lebih memberi kepastian bagi umat Islam secara global, sebab waktu-waktu penting umat Islam sudah bisa ditetapkan jauh-jauh hari, misalnya awal puasa, IdulFitri, sampai Iduladha lima tahun ke depan sudah bisa diketahui dari sekarang kapan tanggal dan bulannya.[wh/red]

iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *