SMA Negeri diBojonegoro Ajak Siswa Baru Rekreasi Hingga Diduga Melakukan Pembunuhan Karakter Saat Telat Bayar

oleh
iklan

Bojonegoro – Bak berbisnis dengan siswa-siswinya salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri diKabupaten Bojonegoro ajak siswa baru masuk kelas satu rekreasi ke Jogja dan berdalih study tour. Selain itu diduga sekolah tersebut juga marak pembunuhan karakter kepada siswa-siswi nya yang telat melakukan pembayaran pungutan sekolah berkedok uang komite.

Keterangan tersebut didapat dari pengakuan salah seorang wali murid yang geram akan tindakan sekolah yang seakan menarget pungutan berlebih kepada orang tua. Sabtu (23/4/2024).

Dari keterangannya orang tua siswa di salah satu SMA Negeri Bojonegoro yang meminta identitasnya dirahasiakan menjelaskan bahwa pihak oknum guru itu sering menagih dengan membeberkan nama-nama siswa di SMA Negeri itu yang memiliki beberapa tunggakan hingga menyebabkan terbunuhnya karakter pelajar yang masih memiliki banyak tunggakan itu.

“Gurunya sering mengabsen dan menyebut nama anak-anak yang masih memiliki tunggakan uang seperti buku LKS, seragam dan lainnya dikelas dihadapan murid-muridnya sehingga anak ini merasa malu dan kadang juga dibully temannya,”ungkapnya.

Lebih lanjut pihaknya juga membeberkan bahwa disekolah itu kelas satu sudah diajak rekreasi melipir ke Jogja dengan membayar sejumlah uang dan jika tidak ikut juga akan tetap dikenakan pungutan meski orang tua tidak mampu, hal ini tentu membuat banyak pertanyaan para orang tua apa manfaat dan alasannya kelas satu SMA diajak studi tour itu.

“Heran kelas satu diajak studi tour ke Jogja bayar 400 ribu, kalau tidak ikut itu juga masih disuruh bayar, saya gak tau nanti kelas tiga masih atau tidak itu rekreasi lagi,”sambungnya.

Selain dari beberapa keluhan itu sebetulnya juga masih banyak ketidak jelasan pungutan bersistem sumbangan sukarela dengan kedok komite yang dilakukan disekolah itu, Dari sisi akhir keterangannya kepada awak media ini wali murid siswa SMA Negeri diBojonegoro itu juga menunjukkan rincian buku catatan pembayaran anaknya yang baru kelas satu atau masuk itu, alangkah menakjubkannya jumlah nominal yang tercatat mencapai Jutaan rupiah dan baru dibayarkan beberapa diantaranya.

Menanggapi hal tersebut Rico Tomana Manajer GSN Foundation juga turut merespon bahwa kegiatan rekreasi dan pungutan sekolah ini banyak ketidak jelasan serta tidak terbuka dan menguntungkan oknum sekolah itu sendiri.

“Khususnya rekreasi banyak aduan kepada kami dan juga hasil riset kita sekolah ini banyak mengambil untung dari kegiatan rekreasi karena banyak cashback atau fasilitas lain dari biro perjalanan yang diberikan kepihak oknum sekolah, selain itu pungutan berkedok sumbangan sukarela itu tidak pernah ada kwitansi dan semestinya pemerintah itu harus mewajibkan audit external terkait pengelolaan uang komite itu,”pungkas Rico.[den/red]

iklan

Pewarta : Mas Raden

Gambar Gravatar
Tulis Deskripsi tentang anda disini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *