Bojonegoro – Survei terbaru yang dirilis oleh Poltracking Indonesia memberikan gambaran terbaru tentang peta politik di Kabupaten Bojonegoro menjelang Pilkada 2024. Berdasarkan survei yang dilakukan pada 4-10 Oktober 2024, pasangan Teguh Haryono – Farida Hidayati meraih tingkat elektabilitas sebesar 12,2%, jauh tertinggal dari pasangan Setyo Wahono – Nurul Azizah yang mendominasi dengan angka 78,6%. Selain itu, survei ini juga mengungkapkan bahwa sebagian besar pemilih Anna Muawanah dalam Pilkada 2018 kini cenderung mendukung pasangan Wahono – Nurul di Pilkada 2024. Sabtu (19/10/2024)
Survei ini diselenggarakan dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dan melibatkan 1600 responden yang tersebar secara proporsional di 28 kecamatan di Bojonegoro, berdasarkan data Daftar Pemilih Tetap (DPT) 2024. Dengan margin of error +/-2,5% pada tingkat kepercayaan 95%, survei ini memberikan potret akurat mengenai preferensi politik masyarakat Bojonegoro saat ini. Data lapangan dikumpulkan melalui wawancara tatap muka yang dilakukan oleh pewawancara terlatih, yang menggunakan teknologi aplikasi untuk mendokumentasikan hasil wawancara.
Dalam analisis temuan survei, alasan utama yang mempengaruhi keputusan pemilih dalam memilih pasangan calon bupati-wakil bupati adalah kedekatan dengan rakyat atau sering turun ke masyarakat (23,6%). Faktor lain yang turut menentukan adalah pengalaman dalam pemerintahan (20,5%) serta integritas kandidat yang jujur dan bersih dari korupsi (10%).
Pada simulasi head-to-head menggunakan surat suara, pasangan Setyo Wahono – Nurul Azizah unggul jauh dengan perolehan 78,6%, sementara pasangan Teguh Haryono – Farida Hidayati hanya mencapai 12,2%. Angka ini menegaskan dominasi Wahono – Nurul dalam kontestasi Pilkada Bojonegoro 2024.
Lebih lanjut, survei ini juga menunjukkan bahwa preferensi pemilih dari berbagai kelompok usia cenderung mendukung Setyo Wahono – Nurul Azizah. Generasi Z menyumbang 6,3% dari total pemilih, Milenial Muda 10%, Milenial Matang 20,9%, Generasi X 33,9%, Baby Boomers 26,9%, dan Silent Generation 2%. Dari distribusi ini, Wahono – Nurul memperoleh dukungan signifikan dari berbagai kelompok umur, sementara pasangan Teguh – Farida masih tertinggal di hampir semua kategori.
Dari sisi afiliasi dengan organisasi masyarakat (ormas) Islam, sebanyak 87% responden yang merasa dekat dengan Nahdlatul Ulama (NU) memberikan dukungan yang besar pada pasangan Wahono – Nurul dengan 79,5%, sedangkan Teguh – Farida hanya memperoleh 11,5% suara dari basis ini. Temuan ini menandakan pentingnya pengaruh ormas Islam dalam peta elektoral di Bojonegoro.
Survei ini juga menyoroti kecenderungan pemilih berdasarkan afiliasi partai politik. Pemilih PKB (19,9%), Partai Gerindra (13,5%), Partai Golkar (8%), Partai Demokrat (7,8%), PDI Perjuangan (7,3%), PKS (4,8%), PAN (3,5%), Partai NasDem (2,5%), dan PPP (2,5%) cenderung mendukung pasangan Wahono – Nurul Azizah. Dukungan lintas partai ini semakin memperkuat posisi Wahono – Nurul sebagai kandidat terkuat dalam Pilkada Bojonegoro 2024.
Sementara itu, pemilih dalam Pilkada 2018 yang sebelumnya mendukung Anna Muawanah – Budi Irawanto (31,9%) sebagian besar kini condong mendukung Wahono – Nurul Azizah. Fenomena ini turut memperkuat keunggulan pasangan ini dalam survei terbaru Poltracking Indonesia.
Selain itu, kualitas pribadi calon menjadi salah satu faktor penting yang dinilai oleh pemilih. Sebanyak 27,2% responden menganggap jujur dan bersih sebagai kriteria utama dalam memilih calon pemimpin, diikuti oleh merakyat dan sederhana (25,7%), serta cerdas dan berwawasan luas (12,5%).
Dengan demikian, hasil survei ini memberikan gambaran awal mengenai konstelasi politik di Bojonegoro menjelang hari pemilihan pada 27 November 2024. Meskipun pasangan Setyo Wahono – Nurul Azizah saat ini unggul jauh, dinamika politik dan perubahan isu jelang hari pemilihan masih berpotensi mempengaruhi preferensi pemilih.[den/red]
