Di dalam sejarah Jawa, kita mengenal banyak nama besar yang memimpin kerajaan-kerajaan besar seperti Majapahit, Mataram, dan lainnya. Namun, ada satu hal menarik yang membedakan Hayam Wuruk dengan raja atau bangsawan Jawa kuno lainnya. Tidak ada catatan sejarah yang menyebutkan tanggal kelahiran atau usia pasti raja-raja tersebut, kecuali Hayam Wuruk, Raja Majapahit yang terkenal dengan kebijakan dan kepemimpinannya.
Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389 M, adalah satu-satunya raja Jawa yang tercatat memiliki tanggal kelahiran dan kematian yang jelas dalam sejarah. Ini berkat catatan yang tercantum dalam Prasasti Kelud, yang menyebutkan bahwa ia lahir pada 25 Maret 1334 dan meninggal pada 1389 di usia sekitar 55 tahun. Keberadaan informasi ini memberi kita gambaran yang lebih lengkap mengenai kehidupan Hayam Wuruk sebagai seorang pemimpin yang dihormati.
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, mengapa hanya Hayam Wuruk yang informasi tentang kelahirannya tercatat dengan jelas, sementara para raja dan bangsawan lainnya tidak? Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini.
Pertama, perlu dicatat bahwa catatan sejarah pada masa itu sangat terbatas. Banyak kerajaan Jawa kuno, termasuk Majapahit, tidak memiliki sistem pencatatan yang teratur seperti yang kita kenal sekarang. Dalam banyak hal, sejarah pada masa itu lebih banyak disampaikan melalui cerita lisan, babad, atau prasasti yang hanya mencatat peristiwa-peristiwa besar, seperti kemenangan dalam perang atau pembangunan candi.
Kedua, tradisi kerajaan di Jawa kuno lebih menekankan pada kekuasaan, simbolisme, dan legitimasi raja daripada aspek pribadi sang penguasa. Sehingga, hari kelahiran seorang raja tidak dianggap sebagai hal yang penting untuk dicatat. Yang lebih ditekankan adalah tanggal-tanggal penting yang berkaitan dengan pemerintahan atau peristiwa besar, seperti penobatan raja atau peristiwa sejarah lainnya.
Selain itu, pada masa itu, tidak ada sistem kalender yang universal seperti sekarang. Kalender yang digunakan di kerajaan Majapahit, misalnya, adalah kalender Saka, yang memiliki perhitungan waktu yang berbeda dengan kalender Masehi yang kita kenal. Oleh karena itu, mencatat tanggal lahir seorang raja dengan akurat adalah hal yang sangat sulit, karena ketidakpastian dalam sistem penanggalan pada masa itu.
Namun, meskipun tidak banyak raja atau bangsawan Jawa kuno yang memiliki catatan kelahiran yang jelas, kita tetap dapat memahami betapa pentingnya mereka dalam sejarah. Hayam Wuruk misalnya, meskipun tanggal kelahirannya tercatat dengan jelas, yang lebih berharga dari itu adalah warisan yang ditinggalkannya. Pemerintahannya berhasil membawa Majapahit ke puncak kejayaannya, baik dari segi politik, ekonomi, maupun kebudayaan.
Melalui kepemimpinan yang bijaksana dan hubungan diplomatik yang kuat dengan negara-negara tetangga, Hayam Wuruk membuktikan bahwa usia dan tanggal kelahirannya bukanlah yang terpenting. Yang lebih esensial adalah apa yang telah dicapai dalam hidupnya dan bagaimana ia dikenang dalam sejarah.
Hal ini menjadi pelajaran bahwa meskipun kita sering kali terfokus pada aspek-aspek personal seorang tokoh sejarah, sesungguhnya pencapaian dan dampak dari kepemimpinan mereka lebih besar dari sekadar catatan tanggal kelahiran. Hayam Wuruk mungkin satu-satunya raja yang memiliki tanggal lahir yang tercatat, tetapi sejarah Jawa tetap penuh dengan cerita-cerita luar biasa dari para penguasa yang namanya terukir dalam peristiwa besar, meski tanpa data kelahiran yang pasti.
Akhirnya, meskipun informasi tentang kelahiran raja-raja Jawa kuno tidak banyak ditemukan, itu tidak mengurangi pentingnya mereka dalam membentuk peradaban Jawa yang kaya dan beragam. Sejarah bukan hanya tentang tanggal, tetapi juga tentang bagaimana setiap pemimpin memberikan warisan dan dampaknya kepada masyarakat dan generasi berikutnya.[red]