Ziarah Ke Makam Mbah Bustam, Sekda Iswar Aminuddin: Jangan Lupakan Perjuangannya!

oleh
iklan

KOTA SEMARANG – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang, Iswar Aminuddin berserta jajarannya, Jumat sore (5/8) berziarah ke makam Sayyid Abdullah Bustam, atau sering pula disebut Mbah Bustam di TPU Bergota Kota Semarang. Ia adalah seorang tokoh masyarakat, agamawan, sekaligus pemimpin Semarang yang pada masa itu masih dalam lingkup admisnistratif Kabupaten Semarang. Dalam kepemimpinan pemerintahan tersebut, Mbah Bustam dikenal dengan gelar Adipati Surohadi Menggolo I.

Dalam sambutannya, Iswar menyampaikan kegelisahannya atas banyaknya masyarakat kini yang minim pengetahuan tentang kesejarahan dan ketokohan di Semarang, termasuk Mbah Bustam. Iswar menyebut Mbah Bustam sangat besar jasanya dalam membangun dan menata kehidupan masyarakat Semarang. Selain itu, Iswar juga menambahkan, Mbah Bustam yang juga seorang wali atau waliyullah juga berpengaruh besar dalam sejarah perkembangan Islam, terutama di Semarang.

“Selama ini hanya dikenal “Gebyuran Bustaman,” hanya tau gule Bustaman. Masya Allah, hanya seperti itukah beliau, sehingga masyarakat lupa tentang perjuangan beliau. Hari ini saya mengajak untuk yuk kita bareng-bareng lagi, nguri-uri. Seorang tokoh di Semarang yang kita lupa,” ungkap Iswar.

Menurut Iswar, dengan nguri-uri sejarah tentang perjuangan para tokoh, seperti Mbah Bustaman, dalam membangun Semarang, adalah usaha untuk meneruskan perjuangan mereka. Iswar menambahkan, dalam konteks pembangunan, tidak bisa selalu dimulai dari nol. Ini karena para tokoh pendahulu telah meletakkan dasar pembangunan untuk kemudian dilanjutkan generasi penerusnya.

Ziarah ke makam Mbah Bustam tersebut adalah bagian dari kegiatan ziarah dan bersih-bersih makam Mbah Bustam bersama pemuda Kota Semarang dalam rangka menyambut peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia Ke-78. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Gerkan Pemuda (GP) Ansor Kota Semarang, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Semarang, Youth Solidarity of Semarang, Yayasan Keluarga Sayyid Kramat Depok, dan Santri Ndalan Nusantara (SANDAL).

Ketua PC GP Ansor Kota Semarang, Abdurrahman (Gus Dora) mengatakan, tak banyak masyarakat yang tahu keberadaan makam Mbah Bustam. Padahal menurut Gus Dora, peran Mbah Bustam dalam sejarah Semarang sangat besar. Ia pun menyebut masa saat munculnya perjanjian Giyanti yang membagi wilayah kekuasaan Pakubuwono Solo dan Kraton Hamengkubuwono Jogjakarta. Menurut catatan yang didapatnya, perjanjian pembagian wilayah kesultanan tersebut tidak lepas dari peran dua tokoh, yakni Mbah Bustam dan Mbah depok yang bergelar Raden Kertoboso.

“Sehingga karena beliau (Mbah Bustam) berhasil, dibelah tugas sebagai Adipati di Semarang dengan gelar Surohadi Menggolo,” terang Gus Dora.

Ziarah dan bersih-bersih makam Mbah Bustam ini secara berurutan dilakukan dengan pembacaan doa dan tahlil, menabur bunga, dan membersihkan makam.

Pewarta : Mas Raden

Gambar Gravatar
Tulis Deskripsi tentang anda disini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *