8 Amalan Sunnah Hari Raya Idul Fitri

oleh
iklan

Jakarta – Dilansir dari detikhikmah.com Bertepatan di hari raya Idul Fitri, terdapat sejumlah amalan sunnah yang dianjurkan Nabi SAW dan dapat dilakukan oleh kaum muslim. Apa saja?

Setelah kaum muslim menjalankan puasa wajib Ramadan sebulan penuh, kemudian waktunya mereka memasuki dan menghadapi Idul Fitri. Atau yang sering masyarakat Indonesia sebut dengan ‘Lebaran’, hari raya umat Islam yang yang berlangsung tiap tanggal 1 Syawal tahun Hijriah.

Sampainya umat Islam di hari Idul Fitri bukan hanya momen kemenangan setelah menahan diri dari hawa nafsu selama bulan Ramadan. Tetapi juga sebuah hari yang mesti disyukuri karena Allah SWT menjanjikan ampunan bagi para hamba yang menjalankan ibadah sholat Id di hari tersebut.

Berdasarkan sabda Nabi SAW dari riwayat Ibnu Mas’ud yang dinukil dari laman NU Online, “Ketika umat Rasulullah SAW melaksanakan puasa pada bulan Ramadan dan mereka keluar untuk melaksanakan sholat Idul Fitri, maka Allah SWT berfirman:

‘Wahai Malaikat-Ku, setiap yang telah bekerja akan mendapatkan upahnya. Dan hamba-hamba-Ku yang telah melaksanakan puasa Ramadan dan keluar rumah untuk melakukan sholat Idul Fitri, serta memohon upah (dari ibadah) mereka, maka saksikanlah bahwa sesungguhnya aku telah memaafkan mereka.’

Kemudian ada yang berseru, ‘Wahai umat Muhammad, kembalilah ke rumah-rumah kalian, aku telah menggantikan keburukan kalian dengan kebaikan’. Maka Allah SWT berfirman: ‘Wahai hamba-hamba-Ku, kalian berpuasa untuk-Ku dan berbuka untuk-Ku, maka tegaklah kalian dengan mendapatkan ampunan-Ku terhadap kalian.”

Bisa dipahami dari hadits di atas bahwasanya sholat Id di hari raya merupakan anjuran Rasulullah SAW. Juga mereka yang mendirikannya, maka Allah SWT sebutkan akan memperoleh ampunan-Nya.

Amalan Sunnah Hari Raya Idul Fitri

Mengutip buku Fiqh Al-‘Ibadat oleh Syaikh Alauddin Za’tari, buku Ihya 345 Sunnah Nabawiyah karya Raghib As-Sirjani, dan buku Al-Jami’ fii Fiqhi An-Nisa’ susunan Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah, berikut beberapa amalan sunnah di hari Idul Fitri:

1. Bertakbir di Malam dan Hari Idul Fitri

Lafaz takbir hari raya Idul Fitri:

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أكْبَرُ وَ لِلَّهِ الْحَمْد

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَه صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَه لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ أَكْبَرُ

Latin: Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar, laa ilaaha illa Allaahu wa Allaahu akbar, Allaahu akbar wa lillaahil hamd

Allaahu akbar kabiira wal hamdu lillaahi katsiira wa subhaana Allaahi bukrataw wa ashiilaa laa ilaaha illa Allahu wa laa na’budu illa iyyaah mukhlishiina lahud diin, wa law karihal kaafiruuna laa ilaaha illa Allaahu wahdahu shadaqa wa’dah, wa nashara ‘abdahu, wa hazamal ahzaaba wahdahu, laa ilaaha illa Allahu akbar

Artinya: “Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar. Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Mahabesar. Allah Mahabesar dan segala puji

bagi Allah.”

“Allah Mahabesar dengan kebesaran yang sempurna dan segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Mahasuci Allah pagi dan petang. Tiada tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya seraya memurnikan agama-Nya meskipun orang-orang kafir membenci. Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya, dan mengalahkan musuh-musuhNya dengan Keesaan-Nya. Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Mahabesar,”

2. Mandi

Waktunya mulai tengah malam sholat Idul Fitri sampai akhir siang hari raya. Waktu utamanya adalah setelah terbit fajar, sebagaimana hadits riwayat Ibnu Abbas. Ia berkata, “Rasulullah SAW biasa mandi pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR Ibnu Majah)

3. Mengenakan wewangian dan pakaian terbaik

Sesuai hadits dari Anas bin Malik, “Pada hari Idul Fitri dan Idul Adha, Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk menggunakan pakaian terbaik yang kami miliki dan memakai wewangian terbaik yang ada pada kami, serta berkurban dengan binatang yang tergemuk yang kami punyai.” (HR Hakim)

4. Makan sebelum melaksanakan sholat Idul Fitri

كَانَ رَسُولُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَغْدُو يَوْمَ الْفَطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ

Artinya: “Rasulullah SAW tidak berangkat sholat pada hari raya Idul Fitri, sehingga beliau memakan beberapa buah kurma.” (HR Bukhari & Ahmad, dari Anas bin Malik)

5. Berangkat ke tempat pelaksanaan sholat Idul Fitri

Disunnahkan untuk pergi ke tanah lapang untuk mendirikan sholat Idul Fitri maupun Idul Adha, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW, para sahabat dan tabi’in.

6. Mendirikan sholat Idul Fitri

Hukum mendirikan sholat Idul Fitri adalah sunnah muakkad (yang ditekankan). Rakaatnya berjumlah dua. Untuk rakaat pertama, melakukan takbir sebanyak tujuh rakaat. Sementara rakaat kedua dengan bertakbir lima rakaat.

Untuk waktu pelaksanaan sholat Idul Fitri, Nabi SAW pernah mengerjakannya ketika matahari setinggi dua tombak.

7. Menempuh jalan berbeda di hari Idul Fitri

Ketika Nabi SAW hendak pergi menuju sholat Id, beliau melalui suatu jalan dan kembali dengan melewati jalan yang berbeda hingga beliau melihat lebih banyak kaum muslim pada kedua jalan tersebut.

Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Adalah Rasulullah SAW menempuh jalan yang bebeda pada hari Id.” (HR Bukhari, Abu Dawud, Ibnu Majah & Ahmad)

8. Saling mengunjungi di hari Idul Fitri

Sebagaimana sabda Nabi SAW mengenai orang yang senang berkunjung satu sama lain dari Muadz bin Jabal, ia berkata bahwa pernah mendengar Rasul SAW menuturkan:

“Allah SWT berfirman, ‘Cinta-Ku berhak didapatkan oleh orang yang saling mencintai karena- Ku, orang saling duduk karena-Ku, orang yang saling mengunjungi karena-Ku, dan orang yang saling membantu karena-Ku.” (HR Al-Muwaththa & Ahmad)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *