Aroma Cinta dan Kesedihan, Sudut Kopi Terminal

oleh
iklan

“Awal yang Manis”

Di terminal bus yang sibuk, di sebuah kios kopi kecil yang terletak di sudut yang nyaman, berdiri seorang wanita muda bernama Clara. Kedai kopi sederhana ini, “Kopi Terminal”, adalah tempat di mana para pelancong dan pekerja lelah datang untuk menikmati secangkir kopi sebelum melanjutkan perjalanan mereka. Clara dikenal dengan senyumnya yang cerah dan sikap ramahnya, membuat setiap pelanggan merasa diterima dan dihargai.

Suatu pagi, di tengah kebisingan terminal, seorang wartawan bernama Dimas melangkah ke kios kopi Clara. Dengan jas rapi dan wajah yang terlihat lelah, Dimas memesan secangkir kopi. “Pagi, Mbak. Saya butuh secangkir kopi kuat, tolong.”

Clara, yang sibuk meracik kopi, tersenyum dan bertanya, “Pagi, Mas. Ada yang spesial hari ini?”

Dimas tertawa ringan. “Cuma banyak kerjaan, Mbak. Sepertinya hari ini bakal panjang.”

Saat Clara menyerahkan kopi kepada Dimas, mata mereka bertemu sejenak. Dimas merasakan sesuatu yang berbeda dalam tatapan Clara—sesuatu yang membuatnya merasa lebih baik dari sebelumnya. Mereka mulai berbincang, dan Dimas mengetahui bahwa Clara adalah seorang yang penuh semangat dan memiliki impian besar meskipun dia hanya mengelola kios kopi di terminal.

“Terjalinnya Hubungan”

Seiring berjalannya waktu, kunjungan Dimas ke kios kopi Clara menjadi rutinitas sehari-hari. Setiap pagi, Dimas akan mampir, dan mereka berbicara tentang berbagai hal—dari berita terbaru hingga impian dan harapan mereka. Clara menceritakan bagaimana dia selalu ingin memiliki kafe sendiri dan bagaimana dia memulai kios kecil ini sebagai langkah pertama menuju impiannya.

Dimas, yang terbiasa dengan dunia berita yang keras dan kompetitif, merasa nyaman dengan Clara. Dia menemukan kehangatan dan ketulusan dalam setiap percakapan mereka. Clara juga merasa bahwa Dimas memahami dan menghargai dirinya dengan cara yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

Pada suatu malam, Dimas datang lebih awal dari biasanya dan membawa sebuah buku puisi. “Aku tahu kamu suka puisi,” katanya sambil mengeluarkan buku itu. “Aku pikir kamu mungkin ingin membaca ini.”

Clara tersentuh oleh perhatian Dimas dan mereka menghabiskan waktu membaca puisi bersama. Malam itu, mereka duduk di sebuah bangku dekat terminal, dan Dimas akhirnya mengungkapkan perasaannya. “Clara, aku tahu ini mungkin tidak biasa, tapi aku merasakan sesuatu yang sangat kuat ketika bersamamu. Aku ingin lebih dari sekadar teman.”

Clara tersenyum dengan penuh rasa syukur. “Aku juga merasakan hal yang sama, Dimas. Aku ingin kita mencoba bersama.”

“Cinta dalam Kesederhanaan”

Hubungan mereka berkembang pesat, dengan Dimas sering mengunjungi Clara dan menghabiskan waktu di kios kopi setelah hari kerja yang panjang. Mereka berbagi momen-momen sederhana—makan malam di luar, berjalan-jalan di taman, dan merencanakan masa depan. Dimas sering membawa Clara ke tempat-tempat yang belum pernah dia kunjungi, memberikan warna baru dalam hidupnya.

Clara merasa bahagia dan puas dengan hidupnya bersama Dimas. Namun, kebahagiaan mereka harus menghadapi ujian yang berat. Suatu hari, Dimas terlibat dalam sebuah liputan yang berbahaya, menyelidiki kasus yang melibatkan jaringan kriminal yang kuat. Meskipun Dimas selalu berhati-hati, situasi tersebut membawa risiko yang tidak terduga.

“Kehilangan dan Kesedihan”

Ketika Dimas kembali dari lapangan setelah liputan, dia mengalami kecelakaan mobil yang serius. Clara menerima berita tersebut dengan panik dan segera menuju rumah sakit. Di rumah sakit, dia menghabiskan hari-harinya di samping Dimas, berharap keajaiban terjadi. Namun, meskipun dokter berusaha keras, Dimas tidak bisa diselamatkan.

Kehilangan Dimas membuat Clara merasa dunia seakan runtuh. Kios kopi yang dulunya penuh dengan kebahagiaan kini terasa sepi dan kosong. Clara merasakan kesedihan yang mendalam, kehilangan seseorang yang sangat berarti baginya. Dia merasa terasing dan hancur, kehilangan arah hidupnya.

“Dukungan dari Sahabat”

Di saat-saat sulit ini, sahabat Dimas, seorang wartawan bernama Fikri, datang untuk memberikan dukungan kepada Clara. Fikri adalah seseorang yang selalu berada di sisi Dimas, mendukungnya dalam setiap laporan dan tantangan. Fikri berusaha untuk memberi Clara dukungan emosional dan membantunya melewati masa-masa sulit.

Selama beberapa bulan, Fikri sering datang ke kios kopi dan berbicara dengan Clara. Mereka berbagi cerita tentang Dimas, mengenang kenangan indah yang mereka miliki bersama. Fikri menunjukkan kepedulian dan perhatian yang tulus terhadap Clara, dan dia membantu Clara dalam mengatasi kesedihan yang mendalam.

Dengan waktu, Clara mulai merasa bahwa Fikri adalah seseorang yang bisa dia percayai dan andalkan. Meskipun hatinya masih berduka, dia mulai merasakan kedekatan yang baru dengan Fikri. Dia berusaha untuk menerima kenyataan dan membuka diri untuk hubungan baru.

” Mencoba Untuk Melanjutkan”

Suatu malam, setelah beberapa bulan berlalu, Fikri mengungkapkan perasaannya kepada Clara. “Clara, aku tahu ini mungkin terasa aneh, tapi aku peduli padamu lebih dari yang bisa aku ungkapkan. Aku ingin kamu tahu bahwa aku selalu ada untukmu.”

Clara merasa campur aduk. Meskipun dia menghargai perhatian dan dukungan Fikri, dia masih merindukan Dimas dan merasakan kesulitan untuk sepenuhnya membuka hatinya kepada orang lain. Namun, setelah banyak berpikir dan berbicara dengan Fikri, Clara akhirnya memutuskan untuk memberi kesempatan pada hubungan mereka.

Mereka mulai menjalin hubungan secara perlahan, berusaha untuk membangun sesuatu yang baru dari dasar yang kuat. Meskipun Clara tahu bahwa Fikri tidak akan pernah menggantikan Dimas, dia menyadari bahwa cinta dan dukungan yang ditawarkan Fikri adalah sesuatu yang berharga dan patut dihargai.

Kios kopi “Kopi Terminal” kembali beroperasi dengan semangat baru, meskipun kenangan Dimas tetap hidup dalam hati Clara. Dia dan Fikri mulai membangun masa depan bersama, meskipun dalam bayang-bayang kesedihan dan kehilangan. Mereka belajar bahwa cinta bisa datang dalam berbagai bentuk dan bahwa melanjutkan hidup setelah kehilangan adalah perjalanan yang penuh dengan tantangan dan harapan.

Dengan dukungan Fikri dan kenangan indah tentang Dimas, Clara menemukan cara untuk melanjutkan hidup dan menemukan kebahagiaan baru. Cinta dan kesedihan menjadi bagian dari perjalanan hidupnya, membentuknya menjadi pribadi yang lebih kuat dan penuh kasih.

Ditulis oleh : Govinda
iklan

Pewarta : Redaksi Istana

Gambar Gravatar
Deskripsi tentang penulis berita di sini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *