Gus Andi Dorong Agar Pameran Karya Lukis Art Exhibition ‘Tanpa Batas #1 Bisa Kaliber Dunia

oleh
iklan

Jakarta – Kanjeng Pangeran Andi Budi Sulistiyonegoro atau biasa disapa Gus Andi mendorong agar pameran karya lukis seniman Indonesia bisa dipamerkan caliber dunia.

Hal tersebut disampaikan Gus Andi saat tengah menghadiri launching pemeran Art Exhibition ‘Tanpa Batas #1’ yang digelar di Grand ITC Permata Hijau, lantai 2, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

“Pameran seni lukis tanpa batas .ini menandakan…tdk akan berhenti pada pameran ini saja..tp tra berkembang sesuai jamannya dan frekwensi penyelenggaraannya di tingkatkan hingga kaliber Dunia,”ungkapnya kepada Portalistana.Id.

Gus Andi menilai dari tinjauan sudut komunikasi budaya sebuah karya lukis tersebut banyak memiliki arti pesan yang mendalam dalam memberikan goresan komunikasi simbolik dibaliknya.

“Ditinjau dari sudut komunikasi, Lukisan memberi arti sebuah pesan yang sarat makna, baik berdimensi sosial,.ekonomi, Budaya hingga politik. Tepatnya komunikasi simbolik. Lukisan mengandung symbol-simbol yang bermakna filosofis dan lebih berani,”.terang Gus Andi yang juga Pakar Komunikasi Budaya Nusantara itu.

Kegiatan yang memamerkan 150 karya lukis dari 26 perupa ini mewarnai pemeran Art Exhibition ‘Tanpa Batas #1’. Yang juga turut menyedot perhatian banyak mata penikmat seni rupa tersebut.

Disisi lain Arya Simbaru selaku Ketua Pelaksana event Art Exhibition “Tanpa Batas #1” mengatakan, event pameran karya lukisan dan patung berkolaborasi dengan Handjajart itu digelar mulai tanggal 12-21 Agustus 2023. Diikuti sebanyak 44 peserta.

Namun, sebelumnya, untuk para pelukis yang mengikuti pameran ini diseleksi terlebih dulu untuk mendapatkan karya terbaiknya. Dia pun ikut memamerkan sejumlah karya seni terbaiknya, diantaranya berjudul Time Is Money, Traffic Lines Sphere, hingga Symfoni.

“Jadi para pelukis disaring dan karya-karya terbaik saja yang lolos untuk dipamerkan, yang pasti berkualitas,” kata Arya ditemui di Jakarta Selatan, Sabtu (12/8/2023).

Dia menjelaskan, untuk pameran ini dibatasi, karena hanya 44 pelukis perupa yang bisa mengikutinya, terbagi 26 pelukis senior terseleksi dan 18 pelukis muda, anak-anak. Dengan 150 karya dipamerkan pada 20 stand.

Sisi lain dalam pameran ini diikuti 18 perupa muda, anak-anak diberikan ruang untuk regenerasi. Dan edukasi dalam pameran itu pun diberikan.

“Jadi anak-anak kami kasih ruang, walau hasilnya masih ‘maaf’ dikatakan belum siap, tapi paling tidak mereka bisa datang, melihat langsung karya lukisan seniornya, dapat edukasi, paling tidak next mereka akan menggantikan kami ke depannya,” ujar Arya.

Selama tiga bulan seleksi dilakukan, mereka kirimkan hasil karya lukisannya sampai pelaksanaan. Nantinya, kegiatan tersebut akan berkelanjutan. “Karena kami kan mengundang buyer, bahkan Pak Bambang Soesatyo, Ketua MPR RI mengetahui pameran ini, jadi lukisan yang dipamerkan ini sangat berkualitas,” ungkap Arya.

Lebih jauh, dia katakan, setelah pandemi Covid-19, kondisi para seniman saat ini memprihatinkan. Mereka berkarya tetapi tidak bisa menjual hasil karyanya. Melalui wadah ini, diharapkan bisa membantu para seniman perupa bisa berpameran.

“Salah satu tujuannya menggelar event ini adalah untuk itu, tapi tetap seleksi ketat dilakukan, kita tak ingin memamerkan karya-karya yang jelek, karena ini pameran terbaik,” tegasnya.

Ke depan harapannya, pameran akan dilakukan 5-6 bulan sekali, di November 2023 pun bakal digelar juga pameran seperti ini. “Jika ada peluang untuk memamerkan karya terbaik, kami membantu menjual hasil karya para pelukis, seniman, agar terbeli dan terjual,” ungkap dia.

Seperti halnya event ‘Tanpa Batas’ ini juga akan menjadi agenda tahunan, menampilkan karya terbaru para pelukis perupa.

“Semoga ke depan para seni perupa terus semangat, meski terkena dampak pandemi dan dunia ikut terdampak. Tapi harus selalu semangat menampilkan karya-karyanya di pameran”.

Dalam kesempatan ini, Pemerhati Seni yang juga Pakar Komunikasi Budaya Gus Andi juga menambahkan, terima kasih setinggi-tingginya dari sejumlah pihak yang ikut berpartisipasi dalam gelaran pameran lukisan dan patung ini.

“Sinergitas harus terus terjaga, tanpa batas,”imbuh Gus Andi.

Dia katakan, dari sisi komunikasi, seni lukis sebagai pesan dari pelukis menyampaikan isi pesannya kepada pembelinya maupun pecinta seni lainnya. Karena lukisan diminati masyarakat yang bosan seperti halnya politik.

“Seperti saya hari ini menggunakan baju garis-garis, dari konteks komunikasi saya orang Jawa, jadi ada pesan, mencintai seni lukisan itu sendiri,” katanya.

Sama halnya soal seni itu menyuarakan, memiliki makna dan narasinya agar dapat dimengerti. “Apalagi sekarang eranya komunikasi, jadi harus membranding lukisan,” tandasnya.

Dari sosial, para seni perupa juga membutuhkan ruang untuk memamerkan hasil karya terbaiknya.

“Bagaimana produk seni itu dapat membuat lebih baik masyarakat, memerlukan isoteris hingga memiliki makna. Benda lama pusaka saja banyak orang suka apalagi seni dan atau lukisan ini,” katanya.

Sementara, Department Head Grand ITC Permata Hijau, Teodorus Eko Purbowicono mengatakan, sebelum ramai pameran karya seni seperti sekarang ini, pihaknya tak hanya fokus pada aktivitas jual beli, melainkan menghadirkan aktivitas memanjakan para pengunjung hingga para pelaku dan peminat seni.

“Kami harap pameran karya Tanpa Batas #1 dapat menjadi tempat rekan-rekan pelaku seni terutama dari daerah dalam memamerkan karya-karya mereka lebih luas kepada masyarakat,” ucap Teodorus.

Bahwa seni rupa menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Untuk itu, Handjajart penuh kesadaran tinggi juga ingin mewujudkan, mengedukasi masyarakat tentang seni serta membantu rekan-rekan perupa, mewadahi karya-karya mereka agar dapat diapresiasi masyarakat, khususnya pecinta seni.

“Agar dapat merangsang pertumbuhan ekonomi atas banyaknya apresiasi para pencinta seni, berdampak positif bagi para pekerja seni di Indonesia khususnya Jakarta,” tambah Handjajart.

Sekadar diketahui, event tersebut diikuti puluhan perupa berasal dari Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jabodetabek. Sekitar 150 karya ditampilkan dari berbagai mazhab, diantaranya realis, naturalis, impresionis, abstract, mixed media, kaligrafi dan patung.

Pewarta : Mas Raden

Gambar Gravatar
Tulis Deskripsi tentang anda disini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *