Haedar Nashir dan Kofifah Ajak Bangsa Indonesia Kejar Ketertinggalan

oleh
iklan

SURABAYA — Rapat Kerja Nasional Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah resmi dibuka pada selasa (2/5). Rakernas Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah digelar selama tiga hari mulai 2 sampai 4 Mei 2023 di JW Marriott Hotel, Surabaya. Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Gubernur Jawa Timur Kofifah Indar Parawansa.

Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Bambang Setiadji dalam sambutan singkatnya mengutarakan bahwa kegiatan ini menjadi bagian untuk menyehatkan sekaligus membesarkan Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA).

Salah satu cara tersebut dituangkan dalam berbagai program yang dirumuskan oleh Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah. Salah satu program mengembangkan dan membesarkan PTMA adalah dengan memperbanyak dosen Doktor. Di mana para Dosen PTMA didorong untuk mengikuti pendidikan tingkat lanjut oleh kampus.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi kiprah Muhammadiyah maupun tokohnya dalam mengembangkan pendidikan khususnya di Jawa Timur. Tokoh perempuan ini juga menyampaikan selamat datang kepada seluruh peserta yang berasal dari seluruh Indonesia.

Mennurut Kofifah kegiatan ini memiliki posisi strategis dalam memajukan pendidikan tinggi bukan hanya di Jawa Timur, tetapi juga di seluruh Indonesia. Dia berharap, peran Muhammadiyah melalui PTMA dapat meningkatkan Global Innovation Index. Sebab dibandingkan dengan negara tetangga, Indonesia masih tertinggal.

“Semoga ini menjadi ikhtiar bersama, di mana 171 perguruan tinggi di bawah payung Muhammadiyah bisa bersama-sama mengejar berbagai ketertinggalan.” Ungkapnya.

Khofifah yakin dengan jaringan Muhammadiyah yang bukan hanya di level nasional tapi juga internasional, merupakan potensi untuk mendorong pembangunan. Lebih-lebih Muhammadiyah telah memiliki bekal dengan pendirian universitas di Malaysia, dan masih berencana mendirikan di negara lain.

Selain indek inovasi global, Indonesia juga tertinggal dalam human development index dan global talent competitiveness. “Mudah-murahan ini bisa diinsert pada pembahasan-pembahasan selanjutnya, sehingga menjadi insight untuk mengembangkan global innovation index dan global talent cempetitiveness.” Harapnya.

Atasi Ketertinggalan

Pada kesempatan tersebut Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak untuk bermuhasabah baik ke dalam dan keluar. Bangsa Indonesia yang memiliki kekayaan dan sejarah heroik, tetapi indeks-indeks pembangunan masih tertinggal atau sama tingkatnya dengan negara-negara kecil lain.

Tidak hanya itu, Indonesia juga didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten dan unggul. Maka, Haedar menduga jika segala bekal ada tapi masih tertinggal, di tubuh bangsa ini mengalami stagnasi atau bahkan tidak punya langkah progresif.

“Bisa jadi ada langkah yang kurang progresif, disitulah kita perlu membangun kekuatan bangsa yang kolektif, agar kita bisa melakukan langkah-langkah yang membawa kemajuan.” Ungkapnya.

Khususnya bagi umat Islam sebagai mayoritas dan sejarah heroik dalam kemerdekaan Indonesia, kata Haedar, menjadi realitas yang harus dihadapi dengan sadar bahwa umat ini sekarang masih jauh dari kemajuan. Realitas kemunduran umat Islam ini harus dijawab dengan bijak, serta berpijak pada nilai-nilai keilmuan Islam.(wh/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *