BOJONEGORO – Viralnya fenomena wisuda yang memberatkan wali murid Abdul Wachid atau biasa disapa Mbah Dul salah satu tokoh masyarakat di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur juga turut sentil soal acara wisuda TK hingga SMA yang dikeluhkan oleh sejumlah Wali murid hingga mempertanyakan fungsi Komite.
Menurutnya, keluhan itu lantaran banyaknya sekolahan yang mengadakan acara wisuda, namun biayannya banyak di bebankan kepada wali murid. Padahal saat ini masih masa pemulihan pasca pandemi.
“Komite seharusnya lebih mengkontrol dalam penarikan anggaran yang akan di sepakati dalam musyawarah,”sentilnya, Senin (19/6/2023) saat dimintai tanggapannya.
Dilanjutkan kata Mbah Dul komite dan paguyupan dibentuk itu fungsinya untuk membentuk karakter bukan untuk membentuk tarikan – tarikan biaya yang dapat memberatkan wali murid untuk membantu sekolah.
“Selama ini kan kabarnya banyak tarikan di sekolah dengan alasan hasil kespekaatan musyawarah bersama komite dan wali murid. Namun nyatanya masih banyak wali murid yang ngeluh,”terang pria yang pernah bertugas di Dinas Pendidikan Bojonegoro itu.
Lebih lanjut Mbah Dul menanyakan, terkait acara wisuda ini jelas tidak ada SOP dan payung hukumnya, namun kenapa seolah acara ini dipaksakan dan harus dilakasanakan, meski memberatkan.
Mbah Dul berharap, pihak komite menjalankan fungsinya dengan baik, jangan malah menjadi alat untuk alasan penarikan – penarikan yang memberatkan wali murid. Salah satunya terkait dengan acara wisuda ini dengan alasan agar meriah.
“Lebih baik untuk acara wisuda di pergunakan lah untuk kegiatan yang positif saja, seperti diadakan lomba, seperti baca al-quran atau lomba lainnya, pasti juga akan meriah,”pungkasnya kepada portalistana.id. (Ciprut/ayu/red).